Kamis, 28 Juli 2011

Sapa untuk Dinda


Samudera tak terukur dalam
Cahaya pun tak tembus kelam
Dan malam tak mengeram
Diri hamba terperanjat sekam

Wanita ini bukan belati
Yang menyayat wajah melati
Jiwa yang sekokoh jati
Rubuhlah di palung hati

Insan dan bertutur kata
Hamba pun terbata-bata
Bintang cerah menelisik mata
Hatiku tak menjadi buta

Serpih hari tertuang tuk sua
Hanya sekedar tuk saja sapa
Kepada wanita pujaan jiwa
Lutut ku bersimpuh hadapnya

Minggu, 17 Juli 2011

Bidadari Terpejam

Ada bidadari terpejam
Ia sedang letih raga
Bukan karena terhempas rajam
Atau terbakar bara

Tubuhnya merebah di hamparan sutera
Cantik indah semegah lautan mega
Tanpa gerak ia menari ribuan dansa
Dalam lelap demi terjaga di bahagia

Wajahnya diam penuh ungkapan
Hingga sajak ini tak jadi tiada
Bidadari terlentang dalam harapan
Terpandang kau memukau hamba

Jumat, 08 Juli 2011

Sajak si Bulan





Bergumpal awan tipis di dalam senja
Pemisah antara senja dan rina
Pekat itu lembut sesungguhnya
Bagai kabut tak tercampur jelaga

Randu terpisah angin membawa
Bertebaran dan di terpa cahaya
Cahaya yang setitik terantara
Awan tipis itu apa?

Itu rinduku yang tersendu
Tapi bukan Melayu yang mendayu
Rindu mawar dari lubuk kalbu
Aku Bulan ingin bertemu Bintangku

Rabu, 29 Juni 2011

Ribuan Ungkapan Rindu Tak Tersusun


Bulan mengintip di balik semak
Jupiter menggandeng Virgo yang setia
Kerlip Spica terbias karena tersentak
Karena kuamati setelah sekian lama

Yang jauh disana apa kau amati
Aku menunjuk mega bergelar lintang
Itu kau yang bersinar di atas hati
Yang selalu memberiku cahaya lantang

Cemara meranggaskan angin
Lirih siup sepoi teriris bisik
Si cantik di sisi pantai yang dingin
Pembual tulis bualan agar sedikit terusik

Hatimu yang berjelal akan rindu
Hatiku yang bergumbul oleh syahdu
Agar sesakmu sedikit terurai
Kupersembah bualan yang panjang terangkai

Bualanku adalah hidup
Tapi cinta ku adalah matahari
Yang takkan pudar ataupun redup
Seperti lilin yang telah habis mati

Dulu seonggok hati ini bersayap
Tapi kini yang telah lenyap
Karena benda kini bersarang apik
Tercuri oleh sangkar mawar cantik

Rupawan sang Dewata menata
Tali merah terkait erat mengikat
Hingga rindu ini terbata-bata
Ingin ku jumpa pun makit kuat

Seandainya aku merpati putih
Segera pergi tanpa waktu ku sapih
Demi puteri yang menanti
Seekor naga ini yang luluh hati

Sungguh seribu kias ingin kuungkap
Yang tertulis atau yang ku ucap
Ekspresi hati ku yang meluap
Untukmu bualan ini terusap

Bunga Mawar

Senin, 27 Juni 2011

Hai Mawar


Ini adalah dingin malam
Tampak tenang tak suram
Mawar rona antara temaram
Teja rembulan mengirim salam

Harum dia larut di udara
Kau terukir keras di hati kanda
Terngiang tak henti tentang kata
Benar lah pembual rindu dinda

Sajak bersenang senandung
Iringi riangnya kidung
Persembahan untuk bintang ia berkalung
Hati yang indah tak berkabung

Untuk yang cantik jiwanya
Yang nyata dan tak maya
Tempat tertambatnya hati hamba
Sungguh mawar yang kucinta

Minggu, 05 Juni 2011

Bunga

Untuk yang tegar jiwanya
Namun rapuh hatinya
Senyumlah kemudian
Janganlah kau berlarut sedih nian

Ini warna hidupmu
Terlukis indah kadang luka
Tertulis juga sendu
Namun tetap ingatlah ria

Kepada yang jiwanya tegar
Padamu aku bersauh
Serangkai mawar kuberi yang mekar
Agar hatimu tetap tinggi tak jatuh
Published with Blogger-droid v1.6.8

Minggu, 22 Mei 2011

Sadur


Mengurungkan hasta
Menuding pena
Legam kutikam
Rasa menerkam

Merak berbicara
Tentang rumput terhampar
Bidu terlena
Hatinya terkapar

Pembual berucap
Tentang cahaya didada
Dinda hanya tatap
Aku tak tahu apa maknanya

Waktu tertulis
Raga mengiris
Daun bergolak
Tapi hati menolak

Pohon terpanggil
Bual sang muda
Tak sadur terampil
Dari guru sang senja

Maafkan hamba
Apakah terluka
Bait tertata
Merakit rasa

Selasa, 17 Mei 2011

Bulan Purnama


Bulan ku nan indah
Purnama yang penuh cahaya
Kecantikan alami yang tertatah
Malam gelap ia beri pelita

Kelam bukanlah suram
Karena bulan telah menyalakan
Secercah sinar-sinar temaram
Terbias oleh sekat-sekat awan

Cantiknya memantulkan
Kharisma sang Matahari
Dengan senyum yang ia torehkan
Dari senja hingga datang pagi

Tak urung pembula tersenyum
Menyengingir karena terpesona
Sekelebat terlintas biduan yang ia beri kagum
Yang seperti bulan selalu tampak pipi yang merona

Bulan ku nan indah
Sajak tentang cahaya tak sirna
Tak tertutup oleh besarnya kubah
Karena terjaga hati penyair yang berkelana

Melukis

Akan terasa ronanya ketika kau adalah kertas putih
Yang mulai diberi warna dari yang ringan
kemudian alur warna mulai menjadi indah

Ketika itu berhenti, bekasnya akan tertoreh
Jauh di dalam kreasi sang pelukis

Tapi ketika goresan itu di teruskan
Dengan tinta yang berubah-ubah
Pelukis akan memiliki dua pilihan

Menyelesaikan lukisannya sehingga indah
Atau mematahkan kuasnya hingga lukisan tersebut tersungkur

Semua ada perca tersendiri di kertas maupun di kanvas
Dengan lukisan yang tak selesai, yang rusak, atau yang indah
Itulah kenapa warna-warna begitu berarti

Sabtu, 14 Mei 2011

Dragon Fall


I'm a Dragon
My claw, harder than a steel
My skin, stronger than a rock
My teeth, sharper than a sacred sword
My breath, hotter than a volcano

I'm a Dragon
My name is a fear
When I fly, everything run away from me
When I scream, everyone lost their brave

Until one day, the brave heart from weakling comes
A tiny knight that challenge me to death
I knew if I throw my spit, he melt easily
So I act like usual
Walking, screaming, bleeding, falling..
But, it just act to satisfy his heart
In the end, he died in my hand
I kill people, again

I'm a Dragon
Sometimes, I cry
but, I'm so terrifying
no one know when I sad,
because they were afraid of my voice

Until one day, the brave heart from weakling comes
A tiny knight that challenge me to death
I knew if throw my spit, he melt easily
So I act like usual

But, it's different
this thing didn't wear any armor
No weapon aimed toward me
This weakling stare at my eyes
And I see those little eyes
I've realize that this thing is not a warrior
this thing is a Princess

I'm a Dragon
and a beautiful princess in front of me
No, I'm not scare, but I've melt
Because she stare at me without hatred
But when she comes to me, walked slowly
I know I scared, I scared if I kill her
Because I'm so dangerous

But she still stared at my eyes
She show her tiny hand
Slowly, trying to touch my skin
I'm still scared but I try to do nothing
that could harm her

She touch me, and talk to me
She said, I'm not terrifying
She put her cheek to my ugly face, and hug me
Smooth, and weak

I'm a Dragon
That fall from the sky
Because my heart has been touched
by a beautiful Princess
And my heart fall to her

Rabu, 11 Mei 2011

Keranda Mayat

Para penyuara menyeru
Tapi sang pengeras suara telah mati
Sepertinya kabel yang menghubungkan telah putus
Rusak dimakan rayap sehingga tak bersuara

Para penyuara ingin memakamkan
Suara-suaranya yang tak bersuara lagi
Karena sang pengeras suara sudah tak berfungsi
Siapkan saja keranda mayat untuknya

Para penyuara kelaparan lelah
Suaranya tak terdengar
Bisa-bisa mereka mati kurus
Mereka juga menyiapkan keranda mayat untuk mereka

Mati sudah
Suara tak lagi menggaung
Untuk apa pengeras suara jika tak berfungsi
Hanya membawa rugi bagi penyuara yang telah membelinya

Masukkan saja ke Keranda Mayat!

Senin, 09 Mei 2011

Fear


Lightning hit the surface
They clap in your braveness
Some of rain separated from their mother
Cloud cry about her falling son

The air turn to chill
Freeze my soul from awareness
I've realize that I saw a fears
Crouching, Lurking, behind my tomb

Fear,
Can you see you have it too
and you have to show or hid it
Fear,
Keep it to be a weakling
or keep it to learn and get stronger

But, can you see me
My heart still bound
I'm still weak because I can't move
please show your knife and release me


Free me, so I can fell away
Fly and drifting to you
cause when you show your knife
the big wall in front of me would be collapse

But, can you see me?
My heart still bound
I'm still weak because I can't move
please show your knife and release me

from the fear.

Minggu, 08 Mei 2011

Tentang Aku, Pagi, Bintang dan Namanya


Menatap Fajar
Ia tak menyakiti mata
Karena secercah dan seberkas

Venus menyapa pagi
Dengan senyumnya cantik
Hati ini tertawan lagi

Kabut merayap turun
Menjadi pelengkap selimut
Dingin lembab dan lembut

Mata terasa terkena lem
Tersipu wanginya anggrek
Yang menyisir tubuh seperti pel

Agak seperti kartu Tarot
Selalu teringat namanya seindah giok
Setiap pagi layaknya kado
Published with Blogger-droid v1.6.8

Kamis, 05 Mei 2011

Malam (2)

Inilah mengapa disebut Malam
Mentari lari bulan datang membawa sekarung bintang untuk ditaburkan di langit-langit hati ini
Angkasa yang merona menapak ke cakrawala panggil gelap untuk diberi sinar
Lukisan langit menorehkan namamu di sana antara konstelasi-konstelasi yang sedang berbaris
Anggunnya bulan menyanyi bintang menari-nari menemani aku yang bernyanyi untukmu
Membisik angin-angin ke telinga ku bersenandunh lirih menghantarkan perlahan-lahan kata cintaku padanya

Itulah mengapa disebut Malam
Dingin yang memberi kehangatan
Gelap yang memberi penerangan
Sepi yang memberi sapa
Published with Blogger-droid v1.6.8

Rabu, 04 Mei 2011

Pertiwi yang Kasihan

Tunggu!
Apa yang kau pertanyakan kepada daun
Dia hanya menyaksikan tanpa bersaksi
Lalu mengapa tanganmu menggandeng dusta
Hingga membuat bungkam tangis anak kelaparan

Lalu?
Masihkah kakimu menapak wajah pertiwi
Dia tak pernah menggugat kelakuanmu
Dia hanya bisa menangisi kesakitannya
Hingga orang-orang terhanyut bah akibat

Kasihan, sungguh kasihan
manusia merintih tanpa memberi derita
pertiwi bersedih menahan sakit namun membawa nyawa
Akankah kau masih mau menggenggam dusta
Membuta, membisu dan menuli
Ketika sang Ibu sedang merintih rintih

Kasihan, sungguh kasihan
Published with Blogger-droid v1.6.8

Selasa, 03 Mei 2011

Siang

Inilah mengapa disebut Siang
Sinar terik yang terkadang mendung tetap dinantikan pepohonan seperti ku yamg menantikan sinarmu.
Ikatan waktu yang amat panjang untuk yang selalu berpeluh demi hidup.
Ada sebagian dari parasmu telukis di angkasa raya.
Namamu pun terbisik di antara desiran angin lewati seluk tubuh ini.
Gerak matahari yang berjalan lambat seolah memberiku tanda dengan cahayanya dimana dirimu berada.

Itulah siang pelukis hari dimana
para pembual sedang berkabung
untuk lisannya yang sedang bersopan untuk kantung nasi harapannya
Dan berpeluk diri untuk mengingat-ingat dia
Published with Blogger-droid v1.6.8

Rabu, 27 April 2011

Jalan Harapan

Sampingku lalu lalang
Jalanan dimana mereka mengejar harapan
Dari seorang anak yang riang mengayuh sepedanya
Ibu yang menggendong anaknya
Penarik becak dengan peluh yang berlimpah
Hingga bapak buta yang di tuntun suara lonceng di ujung tongkatnya

Jalanan ini adalah warisan
dari harapan pengharap terdahulu
Yang meniti merajut mimpi melewati ini
yang dulu mungkin setapak kini aspal

Aku hanya bisa mengira-ngira
masa lalu kenangan sebuah jalan
samping sebuah warisan semangat mereka
Published with Blogger-droid v1.6.8

Sabtu, 23 April 2011

Untuk ku Untuk mu Terlelap

Gemericik air malam ini menuntunku untuk segera lelap
Angin malam sedikit menggandeng ragaku
Sekelebat bayang dia hadir untuk ku doakan
Rembulan yang malu tertutup awan menutup hariku

Aku akan terlelap hingga surya menyapa
Aku akan bangkit esok hari setelah ku sapa dahulu mimpi nanti
Rinduku masih tertahan hari terik untuk menemui pagi
Rindu rindu rindu akan malam yang di hiasi mimpi

Ini puisi mengakhiri hari
Mengiring mata yang lelah
Teman merindu dirinya
Puisi untukku untukmu terlelap

Pejamkan matamu
Lepaskan lelahmu
Lupakan dunia sejenak
Mari bermain bersamaku dalam mimpi kita yang manis
Published with Blogger-droid v1.6.8

Sore

Inilah mengapa disebut Sore.
Sinar temaram lembutnya membelai hatiku bagai belaianmu.
Orang berlalu dari tempat bernaung menuju tempat yang menyenangkan seperti tempat di hatimu.
Ramai bocah lugu yang bermain riang di temani kicauan orang tua yang menyuruh mereka segera pulang.
Entah bagaimana, waktu ini selalu membuatku untuk mengingatmu.
Itulah sore dengan senja yang merah merona semerah hatimu.
Published with Blogger-droid v1.6.8

Jumat, 22 April 2011

Pagi

Inilah kenapa disebut Pagi,
Pencerah hidupmu yang selalu menyenangkan, walau duka kadang menerpa, tapi itulah warna.
Awal senyum manismu di tiap sisi sudut waktu yang selalu menghias wajahmu.
Gerangan matahari yang muncul menghangatkan seperti hangatnya hatimu.
Indah, elok dan mempesonakan tiap insan yang selalu menikmati hari seperti dirimu.
Itulah pagi, meskipun terkadang mendung dan hujan namun pagi tetaplah istimewa
Published with Blogger-droid v1.6.8

Kamis, 14 April 2011

Malam

Inilah mengapa disebut malam
Gelap dingin dengan secercah cahaya Luna
Kadang tertutup awan sampai tak tampak arah kau berjalan
Tapi janganlah kau lupakan bahwa kau punya bintang ini
yang kan menyinari langkahmu meski dalam gulita malam
Published with Blogger-droid v1.6.8

Senin, 04 April 2011

Senandung Hujan

Di balik jendela dunia ceria ku
Udara sejuk dan rerintikan air
Hujan deras temani sendiriku
Hujan deras bersenandung untukku

Samar-samar ku lihat bayang-bayang dirimu
Di antara rintik-rintik tirai air
Tampak kau tersenyum dan melambaikan tangan
dan kau ikut bernyanyi bersama hujan

Angin pun memeluk relung tubuhku
dan ia bisikkan kata-kata untukku
"Akan ku sampaikan salammu untuknya,
Kekasih hatimu"

Senandung hujan menemani ku
Senandung hujan slalu dekatku
Tolong sampaikan kepadanya salam rinduku..du du du du du du..
Published with Blogger-droid v1.6.8

Jumat, 25 Maret 2011

Pelangi



Dinda, kau tahu pelangi?
Ia begitu indah
Warnanya benar-benar memukau
Memandanginya membuatmu senang dan tentram

Tapi apa kau tahu, Dinda?
Pelangi butuh hujan
Ia tak nampak tanpa hujan
Karena hujanlah yang membuat pelangi

Jadi bersabarlah, Dinda
Tunggulah hujan ini
Sampai cukup reda
Dan kemudian lihatlah ke langit
Kau akan dapati indahnya pelangi

Namun, jika hujan tak kunjung reda
Hapuslah awan mendung di langit
Karena aku tahu kau mampu
Hentikan hujan dengan inginmu
Dan lukislah pelangi dengan hatimu
karena aku tahu hatimu seindah pelangi

Jumat, 18 Maret 2011

Bintangmu



Cintaku, seringkah kau amati langit?
Dia amatlah luas dan penuh misteri
Kau merasakannya namun tak mampu menyentuhnya
Itulah langit luas tanpa batas

Cintaku, seringkah kau melihat bintang?
Dia berkilauan menatap mega
Dari ufuk sampai ke batas jari menunjuk
Dia akan menemanimu selalu

Cintaku, seringkah kau amati langit?
Cintaku, seringkah kau melihat bintang?

Bintang bertaburan di langit
Dia bersinar tanpa lelah menemani
Kita jarang memberikan pandangan
Mereka selalu menatap kita
Dia bersinar tanpa lelah menemani

Pernahkah cinta, kau mendengar sang bintang mengeluh padamu?
Karena dia tulus memberimu arah

Tolong tunjuklah satu bintang genggamanmu
Dan bintang tersebut akan jatuh di hadapanmu
Jatuh dengan segenap hatinya yang padam karena menghantam bumi
Namun akan tetap menyinari hari-hari mu sampai akhir cahayanya

Pernahkah cinta, kau mendengar sang bintang menunduk takut?
Karena dia tegar melindungimu

Tolong tunjuklah satu bintang genggamanmu
Dan bintang tersebut akan jatuh di hadapanmu
Dia akan menjaga cahayamu meski bintang itu bercahaya lemah
Namun akan tetap menyinari hari-hari mu sampai akhir cahayanya

Cintaku, pandangilah langit malam ini
Cintaku, pandangilah bintang-bintang ini
Bintang ini

Minggu, 13 Maret 2011

Bualan Tak Berakhir


segenggam pasir berjaya di atasku
angin lirih membisik-bisikinya
dentuman ringan menggetarkan raga
buwana lara terkikis tirta

Bunga ranum bukan pertanda
bidu dengan chandra tertutup hasta
intan tertatahkan di atas tiara sutra
sapu, tersapu dan terbang ke ranah tinta bualan

Langit memayungi roda terhenti
di tepian semesta ia terpana
oleh kilau nya dia yang berkedip
bermain-main mata

aku
lagi lagi
tersungkur di lautan hitam
di antara kegelapan yang bercahaya
gelap yang menyilaukan
dingin yang menghangatkan
sedikit kegilaan ciptaan Tuhan membuyarkan keajegan

Tapi aku disini tersungkur dengan bahagia
Chandra terpana Surya menyengir
Tak terkikis oleh indra walau secuil
menelusuk menelisik liuk-liuk koloid isi otak
otak yang penuh bualan

Dingin dinding membatasi kesadaran
Mata mulai tertahan oleh beratnya matahari
Peluh tertahan oleh pelipis sabit

ku mau ini bukan akhir bait
sehingga bualan ini tak ku akhiri
biarlah semakin ku gantung kalimat
dengan . . . . .

Senin, 07 Maret 2011

Ekspresi Hati



Lama terasa kata yang ditulis
Februari ku tak sekatapun menulis
Tak ada yang menggoyah ku agar tertulis
Sebuah prosa atau puisi dari penulis

Ini adalah maret bualan
Aku berkoar-koar dan berbual
Karena ku rindu untuk membual
Dan kini hatiku pembual

Ku cantumkan di atas kertas kata
Rindu, cinta, sedih, senang, terkata
dengan pena ini aku berkata
cerita tentang hatiku yang mengatakan

puisi, puisi, puisi
aku tak sedang berkicau puitis
kau, kau, kau harus mengerti
hatiku meledak-ledak hingga kritis

tik tok tik tok jam dinding meracau
tapi berisik yang tak kacau
tulisan demi tulisan pun tak jadi galau
inspirasi menunjam bertubi-tubi bagai pisau

kini aku sedikit bingung
atau aku sedikit linglung
apa yang harus ku tulis sekarang, Bung?
dan apa yang harus kurasakan sekarang, Bung?

haruskah aku menulis tentang Cinta?
hmmmm....
haruskan aku menulis tentang Kasih?
hmmmm....
ataukah aku menulis tentang Rindu?
hmmmm.....
ataukah aku menulis tentang Hidup?
hmmmm.....

karena itulah aku lebih memilih berbual
karena itulah aku lebih suka membual
karena itulah aku tidak akan menjadi pujangga

baiklah, sudah ku putuskan
dari kesadaran akan bualan-bualan yang menumpuk
apa yang aku tulis saat ini
yaitu, akan ku tulis Cinta

Sabtu, 29 Januari 2011

Angin Lepas



Malam ini seperti hal nya angin
biar hanya berlalu namun riang
berjalan atau berlari dia bebas

Menjadi sang angin
lepas saja kemanapun
pergi tanpa ada alasan

Seperti malam ini
yang bersedia ditemani
oleh awan yang pekat
datang karena terbawa angin
angin yang bebas tadi

Ternyata angin bebas itu
dia mampu mengangkat sang awan
bergerak jauh melintasi kota besar

Bebas dan gagahnya dia
riang saja dia kemanapun
itulah angin yang lepas

(di buat pada tanggal 10 Oktober 2010)