Rabu, 28 April 2010

Benih emas titipan Tuhan

Cerianya anak remaja yang beraksi
Mereka muda dan bersemangat
Kulihat aksi mereka penuh bahagia
Mereka muda dan bersemangat

Anak muda, benih emas titipan Tuhan
Yang haruslah kita perjuangkan
Jiwa muda, yang selalu membara
Kitalah kini yang harus menjungjung mereka

Celotehan canda penuh makna saat senja
Duduk di antara ribuan karyanya
Teriakan lantang gadis dan jejaka
Tanda usia yang segar penuh ambisi

Anak muda, benih emas titipan Tuhan
Yang haruslah kita perjuangkan
Jiwa muda, yang selalu membara
Kitalah kini yang harus menjungjung mereka

Mimpi di hari ini

Mentari pagi
menanti pagi
Tak berelegi
dan Takkan pergi

Ku dendangkan gitar
meski hanya sebentar
Untuk hanya sekedar
Menghilangkan gusar

Aku berlari, aku berlari
Kan kukejar mimpi di hari ini
Aku berlari, aku berlari
Kan tetap kukejar mimpi-mimpi di hari ini

Meski ku tersandung
Yang luka kan kakiku
Akan ku angkat kepalaku
Dan kembali berlari

Selasa, 27 April 2010

Untuk Namamu

Butiran embun membasuh hati
Putih salju memerahkan pipi
Dari mata air terpantulkan bayangan
Bias gemercik air di antara keindahannya

Dia yang duduk di atas batu pijakan
Menanti capung yang bersenang di udara
Menebar senyum di uraian warna pelangi
Di antara hijaunya daun talas segar

Jari jemarinya lentik menggenggam kayu
Kakinya melihat dedaunan kering berjinjit hati-hati
Udara segar melintasi ombak rambutmu, lembut
Betapa indah dirimu menatap ku senyum dengan lambaian hangat

Hanya tulisan ini lukisan dirimu
Hanya tulisan ini ungkapan kagumku
Hanya tulisan ini baitkan merdumu
Hanya tulisan ini syair tanpa bualan untukmu

Sampai kini ku hanya menjadi patung
Berdiri diam tak bisa berbuat
Hanya bisa menghiasi hidupnya sejenak
Dan hanya bisa menjadi saksi bisu capaiannya

Ambisiku Lampiaskan, Untuk Nama Anugerah
Sang Abjad Gadis, Indahnya Tersembunyi Abadi
Gambaran Untukmu Tak Akan Wujudkan Apapun
karena syair ini hanya untuk namamu