Kamis, 28 Juli 2011
Sapa untuk Dinda
Samudera tak terukur dalam
Cahaya pun tak tembus kelam
Dan malam tak mengeram
Diri hamba terperanjat sekam
Wanita ini bukan belati
Yang menyayat wajah melati
Jiwa yang sekokoh jati
Rubuhlah di palung hati
Insan dan bertutur kata
Hamba pun terbata-bata
Bintang cerah menelisik mata
Hatiku tak menjadi buta
Serpih hari tertuang tuk sua
Hanya sekedar tuk saja sapa
Kepada wanita pujaan jiwa
Lutut ku bersimpuh hadapnya
Minggu, 17 Juli 2011
Bidadari Terpejam
Ada bidadari terpejam
Ia sedang letih raga
Bukan karena terhempas rajam
Atau terbakar bara
Tubuhnya merebah di hamparan sutera
Cantik indah semegah lautan mega
Tanpa gerak ia menari ribuan dansa
Dalam lelap demi terjaga di bahagia
Wajahnya diam penuh ungkapan
Hingga sajak ini tak jadi tiada
Bidadari terlentang dalam harapan
Terpandang kau memukau hamba
Ia sedang letih raga
Bukan karena terhempas rajam
Atau terbakar bara
Tubuhnya merebah di hamparan sutera
Cantik indah semegah lautan mega
Tanpa gerak ia menari ribuan dansa
Dalam lelap demi terjaga di bahagia
Wajahnya diam penuh ungkapan
Hingga sajak ini tak jadi tiada
Bidadari terlentang dalam harapan
Terpandang kau memukau hamba
Jumat, 08 Juli 2011
Sajak si Bulan
Bergumpal awan tipis di dalam senja
Pemisah antara senja dan rina
Pekat itu lembut sesungguhnya
Bagai kabut tak tercampur jelaga
Randu terpisah angin membawa
Bertebaran dan di terpa cahaya
Cahaya yang setitik terantara
Awan tipis itu apa?
Itu rinduku yang tersendu
Tapi bukan Melayu yang mendayu
Rindu mawar dari lubuk kalbu
Aku Bulan ingin bertemu Bintangku
Rabu, 29 Juni 2011
Ribuan Ungkapan Rindu Tak Tersusun
Bulan mengintip di balik semak
Jupiter menggandeng Virgo yang setia
Kerlip Spica terbias karena tersentak
Karena kuamati setelah sekian lama
Yang jauh disana apa kau amati
Aku menunjuk mega bergelar lintang
Itu kau yang bersinar di atas hati
Yang selalu memberiku cahaya lantang
Cemara meranggaskan angin
Lirih siup sepoi teriris bisik
Si cantik di sisi pantai yang dingin
Pembual tulis bualan agar sedikit terusik
Hatimu yang berjelal akan rindu
Hatiku yang bergumbul oleh syahdu
Agar sesakmu sedikit terurai
Kupersembah bualan yang panjang terangkai
Bualanku adalah hidup
Tapi cinta ku adalah matahari
Yang takkan pudar ataupun redup
Seperti lilin yang telah habis mati
Dulu seonggok hati ini bersayap
Tapi kini yang telah lenyap
Karena benda kini bersarang apik
Tercuri oleh sangkar mawar cantik
Rupawan sang Dewata menata
Tali merah terkait erat mengikat
Hingga rindu ini terbata-bata
Ingin ku jumpa pun makit kuat
Seandainya aku merpati putih
Segera pergi tanpa waktu ku sapih
Demi puteri yang menanti
Seekor naga ini yang luluh hati
Sungguh seribu kias ingin kuungkap
Yang tertulis atau yang ku ucap
Ekspresi hati ku yang meluap
Untukmu bualan ini terusap
Bunga Mawar
Senin, 27 Juni 2011
Hai Mawar
Ini adalah dingin malam
Tampak tenang tak suram
Mawar rona antara temaram
Teja rembulan mengirim salam
Harum dia larut di udara
Kau terukir keras di hati kanda
Terngiang tak henti tentang kata
Benar lah pembual rindu dinda
Sajak bersenang senandung
Iringi riangnya kidung
Persembahan untuk bintang ia berkalung
Hati yang indah tak berkabung
Untuk yang cantik jiwanya
Yang nyata dan tak maya
Tempat tertambatnya hati hamba
Sungguh mawar yang kucinta
Minggu, 05 Juni 2011
Bunga
Untuk yang tegar jiwanya
Namun rapuh hatinya
Senyumlah kemudian
Janganlah kau berlarut sedih nian
Ini warna hidupmu
Terlukis indah kadang luka
Tertulis juga sendu
Namun tetap ingatlah ria
Kepada yang jiwanya tegar
Padamu aku bersauh
Serangkai mawar kuberi yang mekar
Agar hatimu tetap tinggi tak jatuh
Namun rapuh hatinya
Senyumlah kemudian
Janganlah kau berlarut sedih nian
Ini warna hidupmu
Terlukis indah kadang luka
Tertulis juga sendu
Namun tetap ingatlah ria
Kepada yang jiwanya tegar
Padamu aku bersauh
Serangkai mawar kuberi yang mekar
Agar hatimu tetap tinggi tak jatuh
Published with Blogger-droid v1.6.8
Minggu, 22 Mei 2011
Sadur
Mengurungkan hasta
Menuding pena
Legam kutikam
Rasa menerkam
Merak berbicara
Tentang rumput terhampar
Bidu terlena
Hatinya terkapar
Pembual berucap
Tentang cahaya didada
Dinda hanya tatap
Aku tak tahu apa maknanya
Waktu tertulis
Raga mengiris
Daun bergolak
Tapi hati menolak
Pohon terpanggil
Bual sang muda
Tak sadur terampil
Dari guru sang senja
Maafkan hamba
Apakah terluka
Bait tertata
Merakit rasa
Selasa, 17 Mei 2011
Bulan Purnama
Bulan ku nan indah
Purnama yang penuh cahaya
Kecantikan alami yang tertatah
Malam gelap ia beri pelita
Kelam bukanlah suram
Karena bulan telah menyalakan
Secercah sinar-sinar temaram
Terbias oleh sekat-sekat awan
Cantiknya memantulkan
Kharisma sang Matahari
Dengan senyum yang ia torehkan
Dari senja hingga datang pagi
Tak urung pembula tersenyum
Menyengingir karena terpesona
Sekelebat terlintas biduan yang ia beri kagum
Yang seperti bulan selalu tampak pipi yang merona
Bulan ku nan indah
Sajak tentang cahaya tak sirna
Tak tertutup oleh besarnya kubah
Karena terjaga hati penyair yang berkelana
Melukis
Akan terasa ronanya ketika kau adalah kertas putih
Yang mulai diberi warna dari yang ringan
kemudian alur warna mulai menjadi indah
Ketika itu berhenti, bekasnya akan tertoreh
Jauh di dalam kreasi sang pelukis
Tapi ketika goresan itu di teruskan
Dengan tinta yang berubah-ubah
Pelukis akan memiliki dua pilihan
Menyelesaikan lukisannya sehingga indah
Atau mematahkan kuasnya hingga lukisan tersebut tersungkur
Semua ada perca tersendiri di kertas maupun di kanvas
Dengan lukisan yang tak selesai, yang rusak, atau yang indah
Itulah kenapa warna-warna begitu berarti
Yang mulai diberi warna dari yang ringan
kemudian alur warna mulai menjadi indah
Ketika itu berhenti, bekasnya akan tertoreh
Jauh di dalam kreasi sang pelukis
Tapi ketika goresan itu di teruskan
Dengan tinta yang berubah-ubah
Pelukis akan memiliki dua pilihan
Menyelesaikan lukisannya sehingga indah
Atau mematahkan kuasnya hingga lukisan tersebut tersungkur
Semua ada perca tersendiri di kertas maupun di kanvas
Dengan lukisan yang tak selesai, yang rusak, atau yang indah
Itulah kenapa warna-warna begitu berarti
Sabtu, 14 Mei 2011
Dragon Fall
I'm a Dragon
My claw, harder than a steel
My skin, stronger than a rock
My teeth, sharper than a sacred sword
My breath, hotter than a volcano
I'm a Dragon
My name is a fear
When I fly, everything run away from me
When I scream, everyone lost their brave
Until one day, the brave heart from weakling comes
A tiny knight that challenge me to death
I knew if I throw my spit, he melt easily
So I act like usual
Walking, screaming, bleeding, falling..
But, it just act to satisfy his heart
In the end, he died in my hand
I kill people, again
I'm a Dragon
Sometimes, I cry
but, I'm so terrifying
no one know when I sad,
because they were afraid of my voice
Until one day, the brave heart from weakling comes
A tiny knight that challenge me to death
I knew if throw my spit, he melt easily
So I act like usual
But, it's different
this thing didn't wear any armor
No weapon aimed toward me
This weakling stare at my eyes
And I see those little eyes
I've realize that this thing is not a warrior
this thing is a Princess
I'm a Dragon
and a beautiful princess in front of me
No, I'm not scare, but I've melt
Because she stare at me without hatred
But when she comes to me, walked slowly
I know I scared, I scared if I kill her
Because I'm so dangerous
But she still stared at my eyes
She show her tiny hand
Slowly, trying to touch my skin
I'm still scared but I try to do nothing
that could harm her
She touch me, and talk to me
She said, I'm not terrifying
She put her cheek to my ugly face, and hug me
Smooth, and weak
I'm a Dragon
That fall from the sky
Because my heart has been touched
by a beautiful Princess
And my heart fall to her
Rabu, 11 Mei 2011
Keranda Mayat
Para penyuara menyeru
Tapi sang pengeras suara telah mati
Sepertinya kabel yang menghubungkan telah putus
Rusak dimakan rayap sehingga tak bersuara
Para penyuara ingin memakamkan
Suara-suaranya yang tak bersuara lagi
Karena sang pengeras suara sudah tak berfungsi
Siapkan saja keranda mayat untuknya
Para penyuara kelaparan lelah
Suaranya tak terdengar
Bisa-bisa mereka mati kurus
Mereka juga menyiapkan keranda mayat untuk mereka
Mati sudah
Suara tak lagi menggaung
Untuk apa pengeras suara jika tak berfungsi
Hanya membawa rugi bagi penyuara yang telah membelinya
Masukkan saja ke Keranda Mayat!
Tapi sang pengeras suara telah mati
Sepertinya kabel yang menghubungkan telah putus
Rusak dimakan rayap sehingga tak bersuara
Para penyuara ingin memakamkan
Suara-suaranya yang tak bersuara lagi
Karena sang pengeras suara sudah tak berfungsi
Siapkan saja keranda mayat untuknya
Para penyuara kelaparan lelah
Suaranya tak terdengar
Bisa-bisa mereka mati kurus
Mereka juga menyiapkan keranda mayat untuk mereka
Mati sudah
Suara tak lagi menggaung
Untuk apa pengeras suara jika tak berfungsi
Hanya membawa rugi bagi penyuara yang telah membelinya
Masukkan saja ke Keranda Mayat!
Senin, 09 Mei 2011
Fear
Lightning hit the surface
They clap in your braveness
Some of rain separated from their mother
Cloud cry about her falling son
The air turn to chill
Freeze my soul from awareness
I've realize that I saw a fears
Crouching, Lurking, behind my tomb
Fear,
Can you see you have it too
and you have to show or hid it
Fear,
Keep it to be a weakling
or keep it to learn and get stronger
But, can you see me
My heart still bound
I'm still weak because I can't move
please show your knife and release me
Free me, so I can fell away
Fly and drifting to you
cause when you show your knife
the big wall in front of me would be collapse
But, can you see me?
My heart still bound
I'm still weak because I can't move
please show your knife and release me
from the fear.
Minggu, 08 Mei 2011
Tentang Aku, Pagi, Bintang dan Namanya
Menatap Fajar
Ia tak menyakiti mata
Karena secercah dan seberkas
Venus menyapa pagi
Dengan senyumnya cantik
Hati ini tertawan lagi
Kabut merayap turun
Menjadi pelengkap selimut
Dingin lembab dan lembut
Mata terasa terkena lem
Tersipu wanginya anggrek
Yang menyisir tubuh seperti pel
Agak seperti kartu Tarot
Selalu teringat namanya seindah giok
Setiap pagi layaknya kado
Published with Blogger-droid v1.6.8
Kamis, 05 Mei 2011
Malam (2)
Inilah mengapa disebut Malam
Mentari lari bulan datang membawa sekarung bintang untuk ditaburkan di langit-langit hati ini
Angkasa yang merona menapak ke cakrawala panggil gelap untuk diberi sinar
Lukisan langit menorehkan namamu di sana antara konstelasi-konstelasi yang sedang berbaris
Anggunnya bulan menyanyi bintang menari-nari menemani aku yang bernyanyi untukmu
Membisik angin-angin ke telinga ku bersenandunh lirih menghantarkan perlahan-lahan kata cintaku padanya
Itulah mengapa disebut Malam
Dingin yang memberi kehangatan
Gelap yang memberi penerangan
Sepi yang memberi sapa
Mentari lari bulan datang membawa sekarung bintang untuk ditaburkan di langit-langit hati ini
Angkasa yang merona menapak ke cakrawala panggil gelap untuk diberi sinar
Lukisan langit menorehkan namamu di sana antara konstelasi-konstelasi yang sedang berbaris
Anggunnya bulan menyanyi bintang menari-nari menemani aku yang bernyanyi untukmu
Membisik angin-angin ke telinga ku bersenandunh lirih menghantarkan perlahan-lahan kata cintaku padanya
Itulah mengapa disebut Malam
Dingin yang memberi kehangatan
Gelap yang memberi penerangan
Sepi yang memberi sapa
Published with Blogger-droid v1.6.8
Rabu, 04 Mei 2011
Pertiwi yang Kasihan
Tunggu!
Apa yang kau pertanyakan kepada daun
Dia hanya menyaksikan tanpa bersaksi
Lalu mengapa tanganmu menggandeng dusta
Hingga membuat bungkam tangis anak kelaparan
Lalu?
Masihkah kakimu menapak wajah pertiwi
Dia tak pernah menggugat kelakuanmu
Dia hanya bisa menangisi kesakitannya
Hingga orang-orang terhanyut bah akibat
Kasihan, sungguh kasihan
manusia merintih tanpa memberi derita
pertiwi bersedih menahan sakit namun membawa nyawa
Akankah kau masih mau menggenggam dusta
Membuta, membisu dan menuli
Ketika sang Ibu sedang merintih rintih
Kasihan, sungguh kasihan
Apa yang kau pertanyakan kepada daun
Dia hanya menyaksikan tanpa bersaksi
Lalu mengapa tanganmu menggandeng dusta
Hingga membuat bungkam tangis anak kelaparan
Lalu?
Masihkah kakimu menapak wajah pertiwi
Dia tak pernah menggugat kelakuanmu
Dia hanya bisa menangisi kesakitannya
Hingga orang-orang terhanyut bah akibat
Kasihan, sungguh kasihan
manusia merintih tanpa memberi derita
pertiwi bersedih menahan sakit namun membawa nyawa
Akankah kau masih mau menggenggam dusta
Membuta, membisu dan menuli
Ketika sang Ibu sedang merintih rintih
Kasihan, sungguh kasihan
Published with Blogger-droid v1.6.8
Selasa, 03 Mei 2011
Siang
Inilah mengapa disebut Siang
Sinar terik yang terkadang mendung tetap dinantikan pepohonan seperti ku yamg menantikan sinarmu.
Ikatan waktu yang amat panjang untuk yang selalu berpeluh demi hidup.
Ada sebagian dari parasmu telukis di angkasa raya.
Namamu pun terbisik di antara desiran angin lewati seluk tubuh ini.
Gerak matahari yang berjalan lambat seolah memberiku tanda dengan cahayanya dimana dirimu berada.
Itulah siang pelukis hari dimana
para pembual sedang berkabung
untuk lisannya yang sedang bersopan untuk kantung nasi harapannya
Dan berpeluk diri untuk mengingat-ingat dia
Sinar terik yang terkadang mendung tetap dinantikan pepohonan seperti ku yamg menantikan sinarmu.
Ikatan waktu yang amat panjang untuk yang selalu berpeluh demi hidup.
Ada sebagian dari parasmu telukis di angkasa raya.
Namamu pun terbisik di antara desiran angin lewati seluk tubuh ini.
Gerak matahari yang berjalan lambat seolah memberiku tanda dengan cahayanya dimana dirimu berada.
Itulah siang pelukis hari dimana
para pembual sedang berkabung
untuk lisannya yang sedang bersopan untuk kantung nasi harapannya
Dan berpeluk diri untuk mengingat-ingat dia
Published with Blogger-droid v1.6.8
Rabu, 27 April 2011
Jalan Harapan
Sampingku lalu lalang
Jalanan dimana mereka mengejar harapan
Dari seorang anak yang riang mengayuh sepedanya
Ibu yang menggendong anaknya
Penarik becak dengan peluh yang berlimpah
Hingga bapak buta yang di tuntun suara lonceng di ujung tongkatnya
Jalanan ini adalah warisan
dari harapan pengharap terdahulu
Yang meniti merajut mimpi melewati ini
yang dulu mungkin setapak kini aspal
Aku hanya bisa mengira-ngira
masa lalu kenangan sebuah jalan
samping sebuah warisan semangat mereka
Jalanan dimana mereka mengejar harapan
Dari seorang anak yang riang mengayuh sepedanya
Ibu yang menggendong anaknya
Penarik becak dengan peluh yang berlimpah
Hingga bapak buta yang di tuntun suara lonceng di ujung tongkatnya
Jalanan ini adalah warisan
dari harapan pengharap terdahulu
Yang meniti merajut mimpi melewati ini
yang dulu mungkin setapak kini aspal
Aku hanya bisa mengira-ngira
masa lalu kenangan sebuah jalan
samping sebuah warisan semangat mereka
Published with Blogger-droid v1.6.8
Sabtu, 23 April 2011
Untuk ku Untuk mu Terlelap
Gemericik air malam ini menuntunku untuk segera lelap
Angin malam sedikit menggandeng ragaku
Sekelebat bayang dia hadir untuk ku doakan
Rembulan yang malu tertutup awan menutup hariku
Aku akan terlelap hingga surya menyapa
Aku akan bangkit esok hari setelah ku sapa dahulu mimpi nanti
Rinduku masih tertahan hari terik untuk menemui pagi
Rindu rindu rindu akan malam yang di hiasi mimpi
Ini puisi mengakhiri hari
Mengiring mata yang lelah
Teman merindu dirinya
Puisi untukku untukmu terlelap
Pejamkan matamu
Lepaskan lelahmu
Lupakan dunia sejenak
Mari bermain bersamaku dalam mimpi kita yang manis
Angin malam sedikit menggandeng ragaku
Sekelebat bayang dia hadir untuk ku doakan
Rembulan yang malu tertutup awan menutup hariku
Aku akan terlelap hingga surya menyapa
Aku akan bangkit esok hari setelah ku sapa dahulu mimpi nanti
Rinduku masih tertahan hari terik untuk menemui pagi
Rindu rindu rindu akan malam yang di hiasi mimpi
Ini puisi mengakhiri hari
Mengiring mata yang lelah
Teman merindu dirinya
Puisi untukku untukmu terlelap
Pejamkan matamu
Lepaskan lelahmu
Lupakan dunia sejenak
Mari bermain bersamaku dalam mimpi kita yang manis
Published with Blogger-droid v1.6.8
Sore
Inilah mengapa disebut Sore.
Sinar temaram lembutnya membelai hatiku bagai belaianmu.
Orang berlalu dari tempat bernaung menuju tempat yang menyenangkan seperti tempat di hatimu.
Ramai bocah lugu yang bermain riang di temani kicauan orang tua yang menyuruh mereka segera pulang.
Entah bagaimana, waktu ini selalu membuatku untuk mengingatmu.
Itulah sore dengan senja yang merah merona semerah hatimu.
Sinar temaram lembutnya membelai hatiku bagai belaianmu.
Orang berlalu dari tempat bernaung menuju tempat yang menyenangkan seperti tempat di hatimu.
Ramai bocah lugu yang bermain riang di temani kicauan orang tua yang menyuruh mereka segera pulang.
Entah bagaimana, waktu ini selalu membuatku untuk mengingatmu.
Itulah sore dengan senja yang merah merona semerah hatimu.
Published with Blogger-droid v1.6.8
Jumat, 22 April 2011
Pagi
Inilah kenapa disebut Pagi,
Pencerah hidupmu yang selalu menyenangkan, walau duka kadang menerpa, tapi itulah warna.
Awal senyum manismu di tiap sisi sudut waktu yang selalu menghias wajahmu.
Gerangan matahari yang muncul menghangatkan seperti hangatnya hatimu.
Indah, elok dan mempesonakan tiap insan yang selalu menikmati hari seperti dirimu.
Itulah pagi, meskipun terkadang mendung dan hujan namun pagi tetaplah istimewa
Pencerah hidupmu yang selalu menyenangkan, walau duka kadang menerpa, tapi itulah warna.
Awal senyum manismu di tiap sisi sudut waktu yang selalu menghias wajahmu.
Gerangan matahari yang muncul menghangatkan seperti hangatnya hatimu.
Indah, elok dan mempesonakan tiap insan yang selalu menikmati hari seperti dirimu.
Itulah pagi, meskipun terkadang mendung dan hujan namun pagi tetaplah istimewa
Published with Blogger-droid v1.6.8
Kamis, 14 April 2011
Malam
Inilah mengapa disebut malam
Gelap dingin dengan secercah cahaya Luna
Kadang tertutup awan sampai tak tampak arah kau berjalan
Tapi janganlah kau lupakan bahwa kau punya bintang ini
yang kan menyinari langkahmu meski dalam gulita malam
Gelap dingin dengan secercah cahaya Luna
Kadang tertutup awan sampai tak tampak arah kau berjalan
Tapi janganlah kau lupakan bahwa kau punya bintang ini
yang kan menyinari langkahmu meski dalam gulita malam
Published with Blogger-droid v1.6.8
Senin, 04 April 2011
Senandung Hujan
Di balik jendela dunia ceria ku
Udara sejuk dan rerintikan air
Hujan deras temani sendiriku
Hujan deras bersenandung untukku
Samar-samar ku lihat bayang-bayang dirimu
Di antara rintik-rintik tirai air
Tampak kau tersenyum dan melambaikan tangan
dan kau ikut bernyanyi bersama hujan
Angin pun memeluk relung tubuhku
dan ia bisikkan kata-kata untukku
"Akan ku sampaikan salammu untuknya,
Kekasih hatimu"
Senandung hujan menemani ku
Senandung hujan slalu dekatku
Tolong sampaikan kepadanya salam rinduku..du du du du du du..
Udara sejuk dan rerintikan air
Hujan deras temani sendiriku
Hujan deras bersenandung untukku
Samar-samar ku lihat bayang-bayang dirimu
Di antara rintik-rintik tirai air
Tampak kau tersenyum dan melambaikan tangan
dan kau ikut bernyanyi bersama hujan
Angin pun memeluk relung tubuhku
dan ia bisikkan kata-kata untukku
"Akan ku sampaikan salammu untuknya,
Kekasih hatimu"
Senandung hujan menemani ku
Senandung hujan slalu dekatku
Tolong sampaikan kepadanya salam rinduku..du du du du du du..
Published with Blogger-droid v1.6.8
Jumat, 25 Maret 2011
Pelangi
Dinda, kau tahu pelangi?
Ia begitu indah
Warnanya benar-benar memukau
Memandanginya membuatmu senang dan tentram
Tapi apa kau tahu, Dinda?
Pelangi butuh hujan
Ia tak nampak tanpa hujan
Karena hujanlah yang membuat pelangi
Jadi bersabarlah, Dinda
Tunggulah hujan ini
Sampai cukup reda
Dan kemudian lihatlah ke langit
Kau akan dapati indahnya pelangi
Namun, jika hujan tak kunjung reda
Hapuslah awan mendung di langit
Karena aku tahu kau mampu
Hentikan hujan dengan inginmu
Dan lukislah pelangi dengan hatimu
karena aku tahu hatimu seindah pelangi
Jumat, 18 Maret 2011
Bintangmu
Cintaku, seringkah kau amati langit?
Dia amatlah luas dan penuh misteri
Kau merasakannya namun tak mampu menyentuhnya
Itulah langit luas tanpa batas
Cintaku, seringkah kau melihat bintang?
Dia berkilauan menatap mega
Dari ufuk sampai ke batas jari menunjuk
Dia akan menemanimu selalu
Cintaku, seringkah kau amati langit?
Cintaku, seringkah kau melihat bintang?
Bintang bertaburan di langit
Dia bersinar tanpa lelah menemani
Kita jarang memberikan pandangan
Mereka selalu menatap kita
Dia bersinar tanpa lelah menemani
Pernahkah cinta, kau mendengar sang bintang mengeluh padamu?
Karena dia tulus memberimu arah
Tolong tunjuklah satu bintang genggamanmu
Dan bintang tersebut akan jatuh di hadapanmu
Jatuh dengan segenap hatinya yang padam karena menghantam bumi
Namun akan tetap menyinari hari-hari mu sampai akhir cahayanya
Pernahkah cinta, kau mendengar sang bintang menunduk takut?
Karena dia tegar melindungimu
Tolong tunjuklah satu bintang genggamanmu
Dan bintang tersebut akan jatuh di hadapanmu
Dia akan menjaga cahayamu meski bintang itu bercahaya lemah
Namun akan tetap menyinari hari-hari mu sampai akhir cahayanya
Cintaku, pandangilah langit malam ini
Cintaku, pandangilah bintang-bintang ini
Bintang ini
Minggu, 13 Maret 2011
Bualan Tak Berakhir
segenggam pasir berjaya di atasku
angin lirih membisik-bisikinya
dentuman ringan menggetarkan raga
buwana lara terkikis tirta
Bunga ranum bukan pertanda
bidu dengan chandra tertutup hasta
intan tertatahkan di atas tiara sutra
sapu, tersapu dan terbang ke ranah tinta bualan
Langit memayungi roda terhenti
di tepian semesta ia terpana
oleh kilau nya dia yang berkedip
bermain-main mata
aku
lagi lagi
tersungkur di lautan hitam
di antara kegelapan yang bercahaya
gelap yang menyilaukan
dingin yang menghangatkan
sedikit kegilaan ciptaan Tuhan membuyarkan keajegan
Tapi aku disini tersungkur dengan bahagia
Chandra terpana Surya menyengir
Tak terkikis oleh indra walau secuil
menelusuk menelisik liuk-liuk koloid isi otak
otak yang penuh bualan
Dingin dinding membatasi kesadaran
Mata mulai tertahan oleh beratnya matahari
Peluh tertahan oleh pelipis sabit
ku mau ini bukan akhir bait
sehingga bualan ini tak ku akhiri
biarlah semakin ku gantung kalimat
dengan . . . . .
Senin, 07 Maret 2011
Ekspresi Hati
Lama terasa kata yang ditulis
Februari ku tak sekatapun menulis
Tak ada yang menggoyah ku agar tertulis
Sebuah prosa atau puisi dari penulis
Ini adalah maret bualan
Aku berkoar-koar dan berbual
Karena ku rindu untuk membual
Dan kini hatiku pembual
Ku cantumkan di atas kertas kata
Rindu, cinta, sedih, senang, terkata
dengan pena ini aku berkata
cerita tentang hatiku yang mengatakan
puisi, puisi, puisi
aku tak sedang berkicau puitis
kau, kau, kau harus mengerti
hatiku meledak-ledak hingga kritis
tik tok tik tok jam dinding meracau
tapi berisik yang tak kacau
tulisan demi tulisan pun tak jadi galau
inspirasi menunjam bertubi-tubi bagai pisau
kini aku sedikit bingung
atau aku sedikit linglung
apa yang harus ku tulis sekarang, Bung?
dan apa yang harus kurasakan sekarang, Bung?
haruskah aku menulis tentang Cinta?
hmmmm....
haruskan aku menulis tentang Kasih?
hmmmm....
ataukah aku menulis tentang Rindu?
hmmmm.....
ataukah aku menulis tentang Hidup?
hmmmm.....
karena itulah aku lebih memilih berbual
karena itulah aku lebih suka membual
karena itulah aku tidak akan menjadi pujangga
baiklah, sudah ku putuskan
dari kesadaran akan bualan-bualan yang menumpuk
apa yang aku tulis saat ini
yaitu, akan ku tulis Cinta
Sabtu, 29 Januari 2011
Angin Lepas
Malam ini seperti hal nya angin
biar hanya berlalu namun riang
berjalan atau berlari dia bebas
Menjadi sang angin
lepas saja kemanapun
pergi tanpa ada alasan
Seperti malam ini
yang bersedia ditemani
oleh awan yang pekat
datang karena terbawa angin
angin yang bebas tadi
Ternyata angin bebas itu
dia mampu mengangkat sang awan
bergerak jauh melintasi kota besar
Bebas dan gagahnya dia
riang saja dia kemanapun
itulah angin yang lepas
(di buat pada tanggal 10 Oktober 2010)
Langganan:
Postingan (Atom)