Kamis, 28 Oktober 2010

i

Inilah yang terjadi
Ketika ku merenung waktu pagi
Berpikir sesuatu yang pasti
tapi terlintas tentang dia tadi

Aku pun terlintas sebuah puisi
Tapi kenapa harus selalu kiasan berapi
Yah, Kadang ini harus kutulis tanpa arti
Supaya dia membacanya dengan murni

Yah, inilah prosa isi hati
Pembual ini menulis dan mencari
Kata-kata tepat untuk di tulis sekali
Yang tak perlu mengartikan dengan imajinasi

Baca saja prosa seperti ini
Rasakan saja apa yang tertulis di sini
Tak perlu kau maknai dengan hati
Tapi cukuplah kau mengerti

Ya, ini Prosa isi hati
Pembual ini menulis dan mencari
Kata-kata indah tersusun rapi
Dan apa yang di hati, kuungkapkan dengan 'i'

Kaulah yang aku cintai
Kadang hamparan dada ku beremosi
Hingga berjejal puisi merajai
Ya, karena kau orang yang ku sayangi

Malu aku pun malu menatapi
Kedua matamu ketika bertemu nanti
Malu aku malu jujur mempersembahi
rasa sayang yang terpatri mati

Malu aku pun malu dilihati
Mereka dan kau yang membaca prosa ini
Tapi semua harus kulewati
Karena hatimu ingin ku gapai

Ya, ini Prosa isi hati
Pembual ini menulis dan mencari
Kata-kata indah tersusun rapi
Supaya kau mengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar