Minggu, 22 Mei 2011
Sadur
Mengurungkan hasta
Menuding pena
Legam kutikam
Rasa menerkam
Merak berbicara
Tentang rumput terhampar
Bidu terlena
Hatinya terkapar
Pembual berucap
Tentang cahaya didada
Dinda hanya tatap
Aku tak tahu apa maknanya
Waktu tertulis
Raga mengiris
Daun bergolak
Tapi hati menolak
Pohon terpanggil
Bual sang muda
Tak sadur terampil
Dari guru sang senja
Maafkan hamba
Apakah terluka
Bait tertata
Merakit rasa
Selasa, 17 Mei 2011
Bulan Purnama
Bulan ku nan indah
Purnama yang penuh cahaya
Kecantikan alami yang tertatah
Malam gelap ia beri pelita
Kelam bukanlah suram
Karena bulan telah menyalakan
Secercah sinar-sinar temaram
Terbias oleh sekat-sekat awan
Cantiknya memantulkan
Kharisma sang Matahari
Dengan senyum yang ia torehkan
Dari senja hingga datang pagi
Tak urung pembula tersenyum
Menyengingir karena terpesona
Sekelebat terlintas biduan yang ia beri kagum
Yang seperti bulan selalu tampak pipi yang merona
Bulan ku nan indah
Sajak tentang cahaya tak sirna
Tak tertutup oleh besarnya kubah
Karena terjaga hati penyair yang berkelana
Melukis
Akan terasa ronanya ketika kau adalah kertas putih
Yang mulai diberi warna dari yang ringan
kemudian alur warna mulai menjadi indah
Ketika itu berhenti, bekasnya akan tertoreh
Jauh di dalam kreasi sang pelukis
Tapi ketika goresan itu di teruskan
Dengan tinta yang berubah-ubah
Pelukis akan memiliki dua pilihan
Menyelesaikan lukisannya sehingga indah
Atau mematahkan kuasnya hingga lukisan tersebut tersungkur
Semua ada perca tersendiri di kertas maupun di kanvas
Dengan lukisan yang tak selesai, yang rusak, atau yang indah
Itulah kenapa warna-warna begitu berarti
Yang mulai diberi warna dari yang ringan
kemudian alur warna mulai menjadi indah
Ketika itu berhenti, bekasnya akan tertoreh
Jauh di dalam kreasi sang pelukis
Tapi ketika goresan itu di teruskan
Dengan tinta yang berubah-ubah
Pelukis akan memiliki dua pilihan
Menyelesaikan lukisannya sehingga indah
Atau mematahkan kuasnya hingga lukisan tersebut tersungkur
Semua ada perca tersendiri di kertas maupun di kanvas
Dengan lukisan yang tak selesai, yang rusak, atau yang indah
Itulah kenapa warna-warna begitu berarti
Sabtu, 14 Mei 2011
Dragon Fall
I'm a Dragon
My claw, harder than a steel
My skin, stronger than a rock
My teeth, sharper than a sacred sword
My breath, hotter than a volcano
I'm a Dragon
My name is a fear
When I fly, everything run away from me
When I scream, everyone lost their brave
Until one day, the brave heart from weakling comes
A tiny knight that challenge me to death
I knew if I throw my spit, he melt easily
So I act like usual
Walking, screaming, bleeding, falling..
But, it just act to satisfy his heart
In the end, he died in my hand
I kill people, again
I'm a Dragon
Sometimes, I cry
but, I'm so terrifying
no one know when I sad,
because they were afraid of my voice
Until one day, the brave heart from weakling comes
A tiny knight that challenge me to death
I knew if throw my spit, he melt easily
So I act like usual
But, it's different
this thing didn't wear any armor
No weapon aimed toward me
This weakling stare at my eyes
And I see those little eyes
I've realize that this thing is not a warrior
this thing is a Princess
I'm a Dragon
and a beautiful princess in front of me
No, I'm not scare, but I've melt
Because she stare at me without hatred
But when she comes to me, walked slowly
I know I scared, I scared if I kill her
Because I'm so dangerous
But she still stared at my eyes
She show her tiny hand
Slowly, trying to touch my skin
I'm still scared but I try to do nothing
that could harm her
She touch me, and talk to me
She said, I'm not terrifying
She put her cheek to my ugly face, and hug me
Smooth, and weak
I'm a Dragon
That fall from the sky
Because my heart has been touched
by a beautiful Princess
And my heart fall to her
Rabu, 11 Mei 2011
Keranda Mayat
Para penyuara menyeru
Tapi sang pengeras suara telah mati
Sepertinya kabel yang menghubungkan telah putus
Rusak dimakan rayap sehingga tak bersuara
Para penyuara ingin memakamkan
Suara-suaranya yang tak bersuara lagi
Karena sang pengeras suara sudah tak berfungsi
Siapkan saja keranda mayat untuknya
Para penyuara kelaparan lelah
Suaranya tak terdengar
Bisa-bisa mereka mati kurus
Mereka juga menyiapkan keranda mayat untuk mereka
Mati sudah
Suara tak lagi menggaung
Untuk apa pengeras suara jika tak berfungsi
Hanya membawa rugi bagi penyuara yang telah membelinya
Masukkan saja ke Keranda Mayat!
Tapi sang pengeras suara telah mati
Sepertinya kabel yang menghubungkan telah putus
Rusak dimakan rayap sehingga tak bersuara
Para penyuara ingin memakamkan
Suara-suaranya yang tak bersuara lagi
Karena sang pengeras suara sudah tak berfungsi
Siapkan saja keranda mayat untuknya
Para penyuara kelaparan lelah
Suaranya tak terdengar
Bisa-bisa mereka mati kurus
Mereka juga menyiapkan keranda mayat untuk mereka
Mati sudah
Suara tak lagi menggaung
Untuk apa pengeras suara jika tak berfungsi
Hanya membawa rugi bagi penyuara yang telah membelinya
Masukkan saja ke Keranda Mayat!
Senin, 09 Mei 2011
Fear
Lightning hit the surface
They clap in your braveness
Some of rain separated from their mother
Cloud cry about her falling son
The air turn to chill
Freeze my soul from awareness
I've realize that I saw a fears
Crouching, Lurking, behind my tomb
Fear,
Can you see you have it too
and you have to show or hid it
Fear,
Keep it to be a weakling
or keep it to learn and get stronger
But, can you see me
My heart still bound
I'm still weak because I can't move
please show your knife and release me
Free me, so I can fell away
Fly and drifting to you
cause when you show your knife
the big wall in front of me would be collapse
But, can you see me?
My heart still bound
I'm still weak because I can't move
please show your knife and release me
from the fear.
Minggu, 08 Mei 2011
Tentang Aku, Pagi, Bintang dan Namanya
Menatap Fajar
Ia tak menyakiti mata
Karena secercah dan seberkas
Venus menyapa pagi
Dengan senyumnya cantik
Hati ini tertawan lagi
Kabut merayap turun
Menjadi pelengkap selimut
Dingin lembab dan lembut
Mata terasa terkena lem
Tersipu wanginya anggrek
Yang menyisir tubuh seperti pel
Agak seperti kartu Tarot
Selalu teringat namanya seindah giok
Setiap pagi layaknya kado
Published with Blogger-droid v1.6.8
Kamis, 05 Mei 2011
Malam (2)
Inilah mengapa disebut Malam
Mentari lari bulan datang membawa sekarung bintang untuk ditaburkan di langit-langit hati ini
Angkasa yang merona menapak ke cakrawala panggil gelap untuk diberi sinar
Lukisan langit menorehkan namamu di sana antara konstelasi-konstelasi yang sedang berbaris
Anggunnya bulan menyanyi bintang menari-nari menemani aku yang bernyanyi untukmu
Membisik angin-angin ke telinga ku bersenandunh lirih menghantarkan perlahan-lahan kata cintaku padanya
Itulah mengapa disebut Malam
Dingin yang memberi kehangatan
Gelap yang memberi penerangan
Sepi yang memberi sapa
Mentari lari bulan datang membawa sekarung bintang untuk ditaburkan di langit-langit hati ini
Angkasa yang merona menapak ke cakrawala panggil gelap untuk diberi sinar
Lukisan langit menorehkan namamu di sana antara konstelasi-konstelasi yang sedang berbaris
Anggunnya bulan menyanyi bintang menari-nari menemani aku yang bernyanyi untukmu
Membisik angin-angin ke telinga ku bersenandunh lirih menghantarkan perlahan-lahan kata cintaku padanya
Itulah mengapa disebut Malam
Dingin yang memberi kehangatan
Gelap yang memberi penerangan
Sepi yang memberi sapa
Published with Blogger-droid v1.6.8
Rabu, 04 Mei 2011
Pertiwi yang Kasihan
Tunggu!
Apa yang kau pertanyakan kepada daun
Dia hanya menyaksikan tanpa bersaksi
Lalu mengapa tanganmu menggandeng dusta
Hingga membuat bungkam tangis anak kelaparan
Lalu?
Masihkah kakimu menapak wajah pertiwi
Dia tak pernah menggugat kelakuanmu
Dia hanya bisa menangisi kesakitannya
Hingga orang-orang terhanyut bah akibat
Kasihan, sungguh kasihan
manusia merintih tanpa memberi derita
pertiwi bersedih menahan sakit namun membawa nyawa
Akankah kau masih mau menggenggam dusta
Membuta, membisu dan menuli
Ketika sang Ibu sedang merintih rintih
Kasihan, sungguh kasihan
Apa yang kau pertanyakan kepada daun
Dia hanya menyaksikan tanpa bersaksi
Lalu mengapa tanganmu menggandeng dusta
Hingga membuat bungkam tangis anak kelaparan
Lalu?
Masihkah kakimu menapak wajah pertiwi
Dia tak pernah menggugat kelakuanmu
Dia hanya bisa menangisi kesakitannya
Hingga orang-orang terhanyut bah akibat
Kasihan, sungguh kasihan
manusia merintih tanpa memberi derita
pertiwi bersedih menahan sakit namun membawa nyawa
Akankah kau masih mau menggenggam dusta
Membuta, membisu dan menuli
Ketika sang Ibu sedang merintih rintih
Kasihan, sungguh kasihan
Published with Blogger-droid v1.6.8
Selasa, 03 Mei 2011
Siang
Inilah mengapa disebut Siang
Sinar terik yang terkadang mendung tetap dinantikan pepohonan seperti ku yamg menantikan sinarmu.
Ikatan waktu yang amat panjang untuk yang selalu berpeluh demi hidup.
Ada sebagian dari parasmu telukis di angkasa raya.
Namamu pun terbisik di antara desiran angin lewati seluk tubuh ini.
Gerak matahari yang berjalan lambat seolah memberiku tanda dengan cahayanya dimana dirimu berada.
Itulah siang pelukis hari dimana
para pembual sedang berkabung
untuk lisannya yang sedang bersopan untuk kantung nasi harapannya
Dan berpeluk diri untuk mengingat-ingat dia
Sinar terik yang terkadang mendung tetap dinantikan pepohonan seperti ku yamg menantikan sinarmu.
Ikatan waktu yang amat panjang untuk yang selalu berpeluh demi hidup.
Ada sebagian dari parasmu telukis di angkasa raya.
Namamu pun terbisik di antara desiran angin lewati seluk tubuh ini.
Gerak matahari yang berjalan lambat seolah memberiku tanda dengan cahayanya dimana dirimu berada.
Itulah siang pelukis hari dimana
para pembual sedang berkabung
untuk lisannya yang sedang bersopan untuk kantung nasi harapannya
Dan berpeluk diri untuk mengingat-ingat dia
Published with Blogger-droid v1.6.8
Langganan:
Postingan (Atom)