Wahai bualanku
Telah ku tinggal lama dirimu
Karena aku telah larut dalam bahagia
Dalam adonan kenikmatan cinta
Maafkan daku bualan
Ijinkan aku membual kembali
Ada hati yang sedang retak kini
Yang terlanjur menjadi bekas di kesimpulan
Hai bualan, kau tengah bersua
Dengan bukan siapa pun
Tak ada nilai yang terberi kala
Aku bersendu hati yang rabun
Pembual ini tak punya tempat
Dan tak menjadi tempat
Karena telah dihilangkan telinga
Dari sebuah bungkaman
Tapi pembual ini rela
Tetap ditulikan sampai ku terberi
Rela terbisukan sampai padam mentari
Walau sakit teramat setiap helanya
Wahai bualan yang ku rindu
Aku kau telah melapang
Membujur membusung kaku
Dan tegap menatap bintang
Kini tertinggal retak berkeping
Itu aku, sang pembual
Yang telah meretak berkepingan
Dan ketiadaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar