Butiran embun membasuh hati
Putih salju memerahkan pipi
Dari mata air terpantulkan bayangan
Bias gemercik air di antara keindahannya
Dia yang duduk di atas batu pijakan
Menanti capung yang bersenang di udara
Menebar senyum di uraian warna pelangi
Di antara hijaunya daun talas segar
Jari jemarinya lentik menggenggam kayu
Kakinya melihat dedaunan kering berjinjit hati-hati
Udara segar melintasi ombak rambutmu, lembut
Betapa indah dirimu menatap ku senyum dengan lambaian hangat
Hanya tulisan ini lukisan dirimu
Hanya tulisan ini ungkapan kagumku
Hanya tulisan ini baitkan merdumu
Hanya tulisan ini syair tanpa bualan untukmu
Sampai kini ku hanya menjadi patung
Berdiri diam tak bisa berbuat
Hanya bisa menghiasi hidupnya sejenak
Dan hanya bisa menjadi saksi bisu capaiannya
Ambisiku Lampiaskan, Untuk Nama Anugerah
Sang Abjad Gadis, Indahnya Tersembunyi Abadi
Gambaran Untukmu Tak Akan Wujudkan Apapun
karena syair ini hanya untuk namamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar